Pada hari Senin tanggal 28 Agustus 2017, Balai Riset Pemuliaan Ikan Sukamandi mendapat kunjungan Tim Monitoring dan Evaluasi Induk Unggul Pasca Rilis dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tim terdiri dari Dr. Alimuddin, S.Pi., M.Sc dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, dan Gitrix MS Sondakh, S.IK dari Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Di BRPI, kunjungan Tim ini diterima langsung oleh selaku Kepala Balai Riset Pemuliaan Ikan, Dr.Imron, S, Pi., M.Si., didampingi oleh Kepala Seksi Pelayanan Teknis, Dr. Ir. Bambang Gunadi M.Sc., dan para Koordinator Penelitian Komoditas di BRPI. Tujuan kunjungan ini adalah untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi perkembangan induk unggul pasca rilis di Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) Sukamandi, terutama ikan Mas Mustika yang dirilis pada tahun 2016. Kegiatan monitoring dan evaluasi meliputi bimbingan teknis, identifikasi, monitoring dan evaluasi-nya sendiri, sertifikasi, pengumpulan dan pengisian data terkait ikan Mas Mustika.
Meskipun tugas utamanya melakukan monitoring dan evaluasi terhadap ikan Mas Mustika, Tim juga melakukan dialog, pengumpulan informasi dan membarikan masukan tentang varitas-varitas unggul lainnya yang sudah dirilis oleh BRPI seperti ikan Nila Srikandi, Udang Galah GIMacro II, ikan Lele Mutiara, ikan Patin Pasupati dan bahkan ikan Patin Siam unggul yang akan diusulkan untuk dirilis pada tahun 2017 ini. Menurut Dr. Alimuddin, kegiatan monitoring dan evaluasi seperti ini perlu dilakukan untuk menjamin ketersediaan induk dan benih ikan unggul dalam jumlah dan kualitas sesuai kebutuhan dalam rangka mendukung target peningkatan produksi perikanan budidaya di Indonesia. Terkait ikan Mas Mustika, Tim menyatakan kepuasannya melihat perkembangan ikan ini yang cukup pesat di masyarakat. Sampai saat ini, BRPI telah mendistribusikan calon induk ikan Mas Mustika sebanyak 8.750 ekor selama periode tahun 2015-2017, menjangkau tujuh Provinsi diseluruh Indonesia dengan rincian Riau 200 ekor, Sumatera Barat 1.800 ekor, Sumatera Selatan 400 ekor, Sumatera Utara 200 ekor, Lampung 400 ekor, Banten 200 ekor, Jawa Barat 4.350 ekor, Jawa Tengah 500 ekor, Yogyakarta 500 ekor, dan Nusa Tenggara Barat 200 ekor.
No responses yet