Pusat Riset Perikanan bersama Balai Riset Pemuliaan Ikan pada 27 Maret 2021 melakukan inisiasi rencana pelaksanaan Teknologi Adaptif Lokasi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.  Wakil Bupati, Rizki Kurniawan Nakasri  dalam sambutannya menyampaikan, bahwa potensi perikanan di kabupaten lima puluh kota dengan luas lahan yang tersedia, kekayaan sumber daya genetik ikan yang melimpah, serta komitmen daerah, akan menjadi modal yang kuat untuk pengembangan perikanan di kabupaten lima puluh kota.  Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki potensi sumber daya perikanan seluas 18.954,17 Ha, terdiri dari Perikanan Budidaya seluas 15.164,92 Ha dan Perairan Umum Daratan (sungai, waduk dan genangan lainnya) seluas 3.789,25 Ha.

Pada tahun 2021, telah disiapkan 250 Ha kawasan pengembangan perikanan di tiga nigari (desa).  Selanjutnya, Wakil Bupati menyampaikan bahwa, perencanaan dalam waktu empat tahun kedepan kabupaten lima puluh kota akan mampu menghasilkan 20 juta benih per bulan, penambahan kawasan baru untuk perikanan budidaya seluas 1000 Ha, serta tumbuhnya Industri Perusahaan Daerah untuk pengolahan hasil perikanan.   Hal ini seiring dengan visi tiga sektor utama  pengembangan di kabupaten lima puluh kota yakni pertanian, perikanan dan pariwisata.  

Kepala Pusat Riset Perikanan,  Yayan Hikmayani, menyampaikan bahwa Badan Riset dan Sumber daya Manusia Kelautan dan Perikanan memiliki 16 satuan kerja yang menyelenggarakan riset, dengan fokus riset yang berbeda-beda, diantaranya Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Budidaya Laut dan Penyuluh Perikanan, Riset dan Observasi Laut, Perikanan Laut, Pemuliaan Ikan, Budidaya Ikan Hias, Pemulihan Sumber Daya Ikan, Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan, Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan, Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan, Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir, Perekayasaan Teknologi Kelautan, Rumput Laut, Perikanan Tuna, dan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan.  Dalam kesempatan ini, kami membawa tim dari Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI), yang diberi kewenangan untuk menyelenggarakan riset pemuliaan ikan.  Kegiatan riset pemuliaan ikan, akan menghasilkan produk biologi berupa ikan-ikan unggul diantaranya adalah ikan patin Perkasa dan Pasupati, ikan lele Mutiara, ikan mas Mustika, ikan nila Srikandi, udang galah GIMacro II dan Gurami hibrida unggul.  Melalui program riset pemuliaan, ikan-ikan budidaya dapat ditingkatkan kualitas pada karakter-karakter penting budidayanya, misalnya ikan gurami yang selama ini dikenal lambat pertumbuhannya, maka ini menjadi tugas BRPI untuk menghasilkan gurami yang tumbuh lebih cepat.  

Kepala Pusat Riset Perikanan sangat menyambut baik visi yang disampaikan wakil bupati terutama dengan target pada empat tahun kedepan untuk menjadikan kabupaten lima puluh kota mampu menjadi sentra benih dengan target produksi 20 juta benih per bulan.  Kami akan siap hadir untuk membantu terwujudnya visi tersebut.  Beberapa permasalahan yang dihadapi pembudidaya misalnya rendahnya kualitas induk akan berpengaruh terhadap kualitas produksi benih dan juga pada fase pembesaran.  Pusat Riset Perikanan bersama BRPI akan siap membantu penyiapan induk-induk unggul dengan menggandeng Balai Benih Ikan (BBI) di kabupaten Lima Puluh Kota.  Kekayaan Sumber Daya Genetik Ikan (SDGI) yang melimpah, juga perlu dilestarikan dan juga dimanfaatkan melalui kajian-kajian konservasi dan juga riset domestikasi.  Salah satu pemanfaatan kekayaan SDGI yang telah diwujudkan oleh kabupaten lima puluh kota adalah Gurami Sago.  Hal ini akan sangat membantu masyarakat pembudidaya, karena ikan yang telah terdomestikasi akan lebih mudah untuk dibudidayakan. BRPI telah menghasilkan gurami hibrida unggul yang tumbuh lebih cepat, yang dapat juga diperkenalkan di kabupaten Lima Puluh Kota.  Melalui kegiatan Teknologi Adaptif Lokasi (TAL), BRPI akan melakukan pendampingan kegiatan budidaya ikan gurami, sekaligus penyebaran informasi teknologi budidaya ikan gurami.  Penggunaan induk unggul dan teknik budidaya yang dikawal langsung oleh peneliti dan teknisi dari BRPI diharapkan akan mampu mempermudah penyerapan informasi dan teknologi yang nantinya diharapkan akan meningkatkan produktivitas perikanan terutama gurami, maka diperlukan kelembagaan, pemasaran, pengelolaan, pembiayaan dan tentunya dukungan dari pemerintah daerah.  Beliau juga menyampaikan, bahwa kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mendekatkan dengan stakeholder, maka Pusat Riset Perikanan akan membentuk perwakilan-perwakilan di daerah dengan bentuk “Pusat Riset Perikanan mini.”  Harapannya dengan adanya Pusat Riset Perikanan mini, permasalahan-permasalahan budidaya perikanan di masyarakat dapat segera diselesaikan dan kekayaan SDGI di Indonesia dapat lestari dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.

 

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *