Kegiatan Pembekalan Akses IPTEK Inovasi KP dan Informasi Bagi Penyuluh Perikanan angkatan 2 yang diselenggarakan oleh Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat KP dilaksanakan pada tanggal 11-13 Mei 2016 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi, Subang. Kegiatan ini diikuti oleh 39 orang penyuluh perikanan baik PNS, PPB dan PPS bertujuan untuk meningkatkan kualitas pengetahuan dan keterampilan penyuluh agar kegiatan penyuluhan kepada pembudidaya ikan bisa menjadi lebih baik lagi.
Kegiatan dibuka pada hari Rabu (11/5/2016) oleh Kepala BPPI Sukamandi Dr. Imron S.Pi, M.Si dan Kabid Pemberdayaan Masyarakat Pusluhdaya KP Ivan Syamsurizal ST, MT. Setelah dibuka, materi pembekalan pertama yang diberikan kepada peserta adalah Budidaya Ikan Patin Pasupati yang dibawakan oleh peneliti BPPI Sukamandi Drs. Suharyanto, MP. Ikan patin pasupati merupakan hail inovasi unggulan BPPI Sukamandi yang saat ini teknologi pembenihannya belum memasyarakat. Patin pasupati dibandingkan patin yang lain memiliki keunggulan seperti lebih resisten terhadap penyakit, cocok dibudidayakan di kolam air tergenang, tidak mudah terkena stress, memiliki daging tebal dan warna putih serta kandungan lemak yang relatif rendah. Oleh karena itu dibandingkan nila yang lain adalah dapat hidup di air salinitas tinggi 10-30 ppt, pertumbuhan cepat, mudah berkembang biak, panen lebih cepat, memiliki kandungan diperlukan tenaga penyuluh perikanan untuk mendiseminasikan inovasi tersebut kepada masyarakat.
Materi kedua dibawakan oleh Priadi Setyawan S.Pi, M.Si yaitu Teknologi Budidaya Ikan Nila Srikandi. Ikan ini gizi dan rasa yang lebih baik, dan yang paling penting adalah inovasi nila srikandi ini mudah diterapkan oleh masyarakat.
Pada hari kedua, Kamis (12/5/2016) kegiatan di lanjut dengan materi Ikan Mas rajadanu Super Tahan Infeksi KHV atau oleh BPPI Sukamandi disebut dengan Ikan Mas Mustika. Materi tersebut dibawakan oleh Khairul Syahputra, M.Si. Beberapa keunggulan dari inovasi ikan mas mustika adalah daya tahan terhadap infeksi KHV tinggi, pertumbuhan dan perkembang biakan yang cepat, efisiensi pakan tinggi (FCR 1,24 – 2,38), dan toleran terhadap perubahan lingkungan yang tinggi.
Materi terakhir adalah Pembesaran Ikan Lele Mutiara yang dibawakan oleh Bambang Iswanto S.Pi, MP. Keunggulan Lele Mutiara ini adalah irit penggunaan pakan sehingga dapat menekan pengeluaran biaya dalam pemeliharaan. Angka rasio Konversi pakan (FCR) hanya 0,8. Sedangkan lele yang lainnya menpunyai nilai FCR yang masih besar yakni antara 1 – 1,2.
No responses yet