Pada 23 Desember 2019, Balai Riset Pemuliaan Ikan (BRPI) dan Balai Diklat Aparatur  (BDA) melaksanakan upacara bendera dalam rangka Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-91. Upacara yang dipimpin oleh Kasubbag Tata Usaha BRPI, Hary Krettiawan, S.Si, M.Si, sebagai inspektur upacra ini dihadiri oleh   pegawai lingkup BRPI dan BDA serta para siswa yang sedang magang di BRPI maupun BDA.

 Sebagai Inspektur Upacara, Hary Krettiawan, dalam amanatnya membacakan sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) yang bertemakan  “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”. Perempuan Indonesia masa kini adalah perempuan yang harus sadar bahwa mereka mempunyai akses dan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk memperoleh sumber daya, seperti akses terhadap ekonomi, politik, sosial, dan sebagainya. Begitu juga pengasuhan dalam keluarga, peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan dalam pengasuhan anak tidak hanya orang tua namun perlu didukung oleh semua pihak.

Hary Krettiawan juga mengatakan bahwa  PHI diharapkan sebagai momen penting untuk mendorong semua pemangku kepentingan guna memberikan perhatian, pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan. Dan pada akhirnya memberikan keyakinan yang besar bahwa perempuan akan mampu meningkatkan kualitas hidupnya serta mengembangkan segala potensi dan kemampuan sebagai motor penggerak sekaligus agen perubahan (agent of change).

Sejarah singkat PHI mulai dibentuk pada tahun 1938 Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Selanjutnya, dikukuhkan oleh Pemerintah dengan Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959, yang menetapkan bahwa Hari Ibu tanggal 22 Desember merupakan hari nasional dan bukan hari libur. Tahun 1946 Badan ini menjadi Kongres Wanita Indonesia disingkat KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman. Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 22 Desember tersebut kemudian dijadikan tonggak sejarah bagi Kesatuan Pergerakan Perempuan Indonesia.

 

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *