BRPI SUKAMANDI – Patokbeusi sudah sangat sulit mencari wilayah dalam budidaya. Banyak tantangan yang dihadapi selain faktor irigasi, iklim, jangkaun transportasi dan lainnya sangat diperhatikan agar nantinya tidak ada pihak dirugikan. Ditengah – tengah sulitnya memilih wilayah yang strategis budidaya, warga mencoba memanfaatkan sedikit lahan kosong untuk dilakukan budidaya, salah satunya ikan patin.

Berawal dari rumah petak tipe 36 yang sederhana terdiri dari satu ruang tamu, dua ruang tempat tidur , satu dapur dan kamar mandi. Ada beberapa ruangan direnovasi dengan menghancurkan dinding pembatas agar ruang tersebut luas. Rumah yang disulap menjadi hatchery tersebut dengan mengubah fasilitasnya seperti 450  watt untuk 11 kolam dengan rincian jumlah 5 kolam di ruang tamu dan ada dua kamar yang diubah 3 kolam per masing-masing kamar. Kolam berbentuk persegi panjang dengan ukuran 200 cm x 75 cm x 100 cm dan ketinggian air 70 cm. Untuk memenuhi kebutuhan kolam maka diperlukan aerasi dengan daya 100 watt dan penambahan lampu dengan daya 50 watt/lampu sebagai penerangan ruangan dan menjaga suhu tetap optimal sehingga total biaya listrik yang dikeluarkan sebesar Rp. 300.000,-/bulan, ini menjadi prioritas utama dalam memenuhi kebutuhan budidaya. Adapun ruang tamu yang diubah menjadi kolam dengan dasar tanah lapis sekam setinggi 20 cm kemudian dilapis bambu atau papan dan ditutupi terpal yang menyesuaikan ruangan tersebut. Total keuntungan yang didapatkan dalam satu siklus (21 hari) sebesar 300% dari biaya operasional yang dikeluarkan.

Target yang diharapkan dari budidaya ikan patin jenis patin PERKASA ini menyebar ke seluruh pelosok negeri. “Diharapkan menjadi program nasional yang nantinya akan disediakan paket indukan ikan patin PERKASA yaitu 30 ekor betina dan 10 ekor jantan, semoga ini menjadi titik dari program kerjasama Balai Riset Pemuliaan Ikan dengan masyarakat luas dalam rangka Riset Pengembangan Ikan Unggul menjadi Program Nasional nantinya”, ujar Bapak Ir. Evi Tahapari (Koordiantor Ikan Patin BRPI, 06/07/2020).

“Ini sangat menarik dan perlu dikembangkan secara bertahap, kita sudah melihat contoh dari masyarakat Patokbeusi berhasil dalam mengembangkan ikan unggul dari Balai Riset Pemuliaan Ikan, saya mengharapkan ini bisa diterapkan program sarasehan petani patin Subang sebagai wadah komunikasi dari kita selaku peneliti untuk memenuhi keluhan mereka akan induk unggul”, tutur Kepala BRPI.

 

Yuks kepoin video kita, jangan lupa subscribe, like and comment

Link video: https://www.youtube.com/watch?v=Sz_e9aF77rk

Tags:

No responses yet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *